Monday, December 31, 2012

Favorite Books 2012


Posting terakhir dari rangkaian Book Kaleidoscope 2012. Dan seriusan, ini yang terberat. Pemilihan Cowok Fiksi Terfavorit dan Best Book Covers ga ada apa-apanya dibanding ini. Saya ga bisa cuma milih 5. Jadi, dari 74 diperas jadi 20, disaring lagi jadi 12, lalu 9. Iyah, dapet 9 ini udah maksimal banget keringetan nyaringnya :p

Saya kurang yakin dengan urutannya, bagi saya No.9 sampai No.2 itu semuanya di posisi yang sama, tapi masa No.2-nya ada 8 :p

Baiklah, mari langsung saja kita tampilkan satu persatu;

Favorite Books 2012

9. 99 Cahaya Di Langit Eropa (Hanum Rais - Rangga Almahendra)


Buku yang menggugah hati. Beberapa buku tercipta untuk menginspirasi kita melihat dunia, sambil menengok ke dalam batin untuk kontemplasi diri. Ini, adalah satu di antaranya.

8. The Perks of Being A Wallflower (Stephen Chbosky)


Kisah Charlie si cowok kikuk ini entah kenapa mengikat dengan konflik khas remajanya.
And in that moment, I swear we were infinite.
Please believe that things are good with me, and even when they're not, they will be soon enough. And I will believe the same about you.
"And even when they're not, they will be soon enough" jadi mantra saya sejak itu.

7. Life of Pi (Yann Martel)



Kalau ada yang mengatakan membaca ulang sebuah buku itu hanya buang-buang waktu, bilang sama mereka; salah banget! Terbukti, membaca ulang Life of Pi di penghujung tahun ini merupakan pengalaman yang luar biasa.
Life of Pi merupakan kisah yang membawa saya kembali pada apa yang dipercayai namun lama ditinggalkan, dan mengingat kembali apa arti semangat dan Tuhan.

6. Snow Country (Yasunari Kawabata) 


Kisah yang hening dan indah tentang seorang pria yang terlalu lama hidup dalam "dunia mimpi". Tak urung setelah membaca ini saya jadi bertanya-tanya, apa mungkin saya juga hidup dalam "bubble" saya sendiri dan lari dari kenyataan?

5. The Fault in Our Stars (John Green)


Being sick sucks.
Buku ini sedikit banyak merepresentasikan saya.
Kadang menjadi sakit ga harus selalu membuat seseorang mendadak jadi mahluk mulia yang meninggalkan jejak yang dalam dengan cara mendirikan badan-badan sosial dan lain sebagainya itu. Kadang ini hanya tentang keinginan mencecap rasa normal, sambil berusaha mencerna bahwa kenyataannya tidak senormal itu.
Kadang, jejak terdalam adalah yang kita tinggalkan pada orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita, dan itu cukup.

4. The Picture of Dorian Gray (Oscar Wilde)

Bukan edisi yang saya baca, tapi yang paling ingin saya miliki
Dark, intriguing, witty.
Di antara semua, mungkin ini buku yang tidak membuat saya banyak menangis, tapi justru banyak tertawa. Agak aneh ya, padahal buku ini termasuk gothic yang mustinya agak-agak muram dan horor. Meski memang muram dan agak horor, tapiii siapa yang ga ngakak kalau ngobrol sama Lord Henry!
Simak saja ini;
"Never trust a woman who wears mauve, whatever her age may be, or a woman over thirty-five who is fond of pink ribbons."
"Beauty, real beauty, ends where an intellectual expression begins. The moment one sits down to think, one becomes all nose, or all forehead, or something horrid."
*masih belajar nih cara mikir dengan cantik >_<

3. Metamorphosis (Franz Kafka)


Entah bagaimana menjelaskannya, tapi kalau kamu butuh buku yang bisa menamparmu, membangunkanmu dari "dunia mimpi", coba ini. Dan kalaupun kamu ga butuh ditampar, buku ini akan tetap menamparmu :p
Keluarga, sejatinya merupakan tempat bersandar yang menerimamu apa adanya. Akan tetapi, apabila kamu sudah sedemikian menjadi beban - seperti halnya Gregor Samsa yang berubah wujud jadi kutu tak berguna - mungkin, sebaiknya, yaah, kamu mati saja. Dengan begitu keluargamu akan terlepas dari beban, dan bahagia. *Ouch!*

2. Romeo and Juliet (William Shakespeare)


Tragically romantic. Recitable lines. All time classic love story.
Ga punya kata lain lagi buat yang satu ini.
"Is love a tender thing? It is too rough,
Too rude, too boisterous, and it pricks like thorn." ~ Romeo

- 1 -

Battle Royale 
(Koushun Takami)

Tanpa ragu, inilah buku terfavorit saya tahun ini.
Pertama terbit di Jepang tahun 1999, versi yang saya baca adalah new edition dari edisi bahasa Inggris-nya.
Peraturan Battle Royale sangat sederhana; 42 murid, hanya 1 yang selamat. Terdengar seperti kisah survival biasa? TIDAK!
Kedalaman dan intensitas ceritanya mencengangkan. Terbungkus dengan indah dan gila dalam dark humor yang mengaduk-aduk emosi, yang dalam berbagai kesempatan membuat saya tertawa sekaligus sedih dan juga miris.
Koushun Takami berhasil menampilkan puluhan karakter dengan sangat hidup, yang membuat saya sebagai pembaca mencintai dan menangisi setiap karakter yang tewas (dengan intensitas tangisan dari ringan - parah). Bahkan karakter paling sadis dan menyebalkan sekalipun punya latar belakang yang menyebabkan mereka jadi begitu.
Tak ada seorang pun pantas mati dengan cara seperti itu. Tak ada.

Selesai membaca Battle Royale saya mengalami apa yang saya sebut dengan PABS - Post Awesome Book Syndrome alias Sindrom Pasca Buku Keren - jenis penyakit yang sering saya alami setiap kali selesai membaca buku yang menurut saya sinting kerennya :p Ciri-cirinya; jadi lesu dan lamaaa ga bisa baca buku, setiap kali mau baca buku baru mendadak ga napsu karena ngerasa ga akan ada yang bisa mengalahkan kegilaan si buku keren itu.

Ga heran, kalau salah satu karakternya - Shinji Mimura - jadi terfavorit saya di tahun ini juga :D

*

Berasal dari genre yang berbeda-beda, 7 dari 9 buku tersebut adalah pengalaman pertama saya dengan penulisnya. Dari 9, hanya 1 yang lahir dari penulis tanah air, mungkin karena tahun ini memang tidak terlalu banyak membaca karya lokal *ditujes Garuda.

Ada yang dibaca karena ngehits banget kaya The Fault in Our Stars. Ada yang akibat pengaruh buku lain, seperti Romeo and Juliet yang saya pilih untuk Let's Read Play karena banyak di-quote di New Moon. Tapi ada juga yang merupakan random-pick, asal pilih tanpa baca-baca sinopsis atau review. Metamorfosis, misalnya, asal comot di lapak obralan di depan sebuah toko buku terkemuka. Atau The Picture of Dorian Gray, yang asal unduh dari Gutenberg.

Membaca adalah sebuah petualangan. Jadi, tak harus selalu terikat pada nama pengarang tertentu, atau aneka review. Tak ada salahnya sesekali ambil saja sebuah buku dari rak toko buku dan nikmati petualangannya.

Sayangnya banyak dari buku dalam list ini yang belum saya review, moga bisa menyusul >_<

Dengan ini, selesai sudah rangkaian posting Book Kaleidoscope 2012. Terima kasih Fanda, udah bikin meme akhir tahun yang seru banget!

Setelah ini, saya mau jalan-jalan liat-liat list favorite books teman-teman blogger lainnya *siap-siap ngeces

8 comments:

  1. Hahaha....bikin list-nya nanggung banget, 9!
    Dan mas Romeo ternyata masuk no. 2 ya? Gak takut dicubit Lord Henry? :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi, biar pas sama yg No.9 judulnya pake angka 9.. *apaaa :p
      gapapa, Lord Henry takut diracun klo protes LOL

      Delete
  2. aku marah banget mbak baca The Metamorphosis! kenapa ketika Gregor sakit dia dipukul, dikucilkan, bahkan Grete yg dibiayai Gregor malah bilang, "mulai sekarang kita putuskan hubungan dengannya"..
    padahal sebelumnya Gregor udah bekerja mati2an demi menghidupi keluarga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu dia, ada titik di mana keluarga bisa nerima "beban". Awalnya mungkin rela, tapi lama2 jadi sebel.
      Bagian ini yang nampar bgt, baik dari sisi Gregor yang berubah jadi ga guna itu, maupun dari sisi keluarganya.

      Delete
  3. Metamorphosis itu tipis tapi maknanya dalem yak. *dan sampe sekarang aku masih bingung nulis reviewnya*
    Dorian Gray udah ada dalam timbunan, Perks & TFIOS ada di wishlist. Snow Country menggoda juga euy >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Metamorfosis selain krn dalem, krn pendek juga sih jd binun ripiunya :p
      Bacaa Dorian Gray! :D

      Delete
  4. ..
    Post Awesome Book Syndrome : istilah baru buat saya.. ^^
    dari 9 buku ini, saya belum baca semua hehehe..
    ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. PABS itu emang istilah bisa-bisanya saya aja sih :p

      Delete