Tuesday, January 22, 2013

To Kill A Mockingbird

Pernahkah kamu - ketika kecil dulu - terpesona pada sebuah tempat atau rumah, kemudian merangkai-rangkai kisah seram dan misterius tentang tempat/rumah tersebut, yang lama-lama membuatmu terobsesi. Saya pernah. Ketika SD, saya dan teman-teman terobsesi pada toilet di pojok lapangan olah raga; berbagai cerita horor berseliweran, yang akhirnya berujung pada tantangan siapa yang berani mendekati toilet tersebut berarti jagoan. Padahal sih itu cuma toilet lama yang belum direnovasi :p

Agak besar sedikit, karena selalu pulang sekolah jalan kaki, saya bersama dua orang teman sering melewati sebuah rumah yang menarik sekali. Ada sesuatu tentang rumah itu yang entah kenapa terasa membius. Mereka-reka kira-kira seperti apa orang yang tinggal di dalamnya, benar ada orangnya tidak ya, kenapa tamannya tak terawat, dll. Sampai suatu hari saya nekat mendekati pintu pagarnya dan bertengger di sana beberapa detik dan berkata (tepatnya berbisik sih) "Halo!", sebelum kemudian seekor anjing berlari-lari dan hampir menerkam saya >_< LOL

Rupanya, imajinasi kanak-kanak tentang tempat/rumah "misterius" itu bukan monopoli saya dan teman-teman sepermainan dulu. Ini juga dialami bocah-bocah Alabama; Scout Finch dan kakaknya Jem, serta teman mereka Dill. Rumah yang menjadi objek minat mereka adalah Radley Place, yang letaknya tak jauh dari kediaman keluarga Finch.

Dilatarbelakangi berbagai informasi mengenai sejarah penghuninya, diramu dengan imajinasi anak-anak itu, Radley Place dan penghuninya - Arthur "Boo" Radley - menjadi misteri yang selalu menarik hati mereka. Boo Radley yang misterius, yang mendekam di dalam rumah selama 15 tahun... Betapa inginnya mereka melihat orang itu!

Radley Place memesona Dill. Tempat itu menyedotnya seperti bulan menarik air, tetapi ia hanya berani mendekatinya sebatas tiang lampu di tikungan. Di sanalah ia, berdiri, memeluk tiang besar, menatap dan bertanya-tanya.

Salah satu bagian favorit saya, yaitu ketika Dill memeluk tiang lampu sambil memandangi Radley Place, digambarkan dengan apik oleh Carl Thompson dalam poster pertunjukan To Kill A Mockingbird oleh Phoenix Theater.
Sumber

Meski tak pernah benar-benar bertemu dengan Boo, namun beberapa kali Scout dan Jem mendapatkan hadiah-hadiah misterius yang ditinggalkan di sebuah lubang pohon di dekat Radley Place. Dalam beberapa kesempatan, Boo seperti hadir namun tetap tak terlihat.

Sementara itu, ayah Scout dan Jem - Atticus, seorang pengacara - sedang menerima sebuah kasus yang rumit. Seorang pemuda kulit hitam - Tom Robinson - dituduh melakukan perkosaan pada seorang wanita kulit putih, Mayella Ewell, putri Bob Ewell. Atticus percaya bahwa Tom tidak bersalah. Namun pada masa itu, berlaku stigma orang kulit hitam pasti bersalah, tak pantas dibela. Seorang kulit putih membela kulit hitam dalam kasus melawan kulit putih adalah tindakan yang sangat tidak populer. Ini membuat anak-anak Finch sering mendengar ejekan "pecinta negro" dari teman-teman mereka.

Keberanian adalah saat kau tahu kau akan kalah sebelum memulai, tapi kau tetap memulai dan merampungkannya, apapun yang terjadi ~ Atticus

Di sepanjang novel yang dinarasikan dari sudut pandang Scout ini, ia dan Jem dihadapkan pada kejadian-kejadian yang membawa mereka pada perspektif yang lebih luas - bagaimana melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Mereka tak mengerti mengapa Boo tak pernah keluar rumah dan mengapa Atticus selalu mengingatkan mereka agar jangan menganggu Boo. Mengapa Calpurnia berbicara dengan tata bahasa yang berbeda ketika berbicara dengan kulit putih dan kulit hitam. Mengapa mereka harus bersabar dengan ejekan Mrs. Dubose yang menjengkelkan itu. Mengapa Atticus membela Tom Robinson... Mengapa, dan berjuta mengapa lainnya, yang sedikit demi sedikit menemukan jawabannya dan memperkaya jiwa kanak-kanak mereka yang sedang tumbuh.

Ingatlah, membunuh Mockingbird itu dosa ~ Atticus
 Northern Mockingbird, jenis burung penyanyi yang juga bisa dijumpai di Alabama. Mockingbird dalam novel ini merupakan simbol bagi mereka yang kehadirannya tidak mengganggu bahkan kadang bermanfaat dan menyenangkan, sehingga tak sepantasnya diusik.
Sumber

Membaca To Kill A Mockingbird, saya selintas menyadari ada sesuatu tentang 'tempat/rumah misterius' yang lebih dari sekedar rasa tertarik pada 'tempat/rumah'. Rasa tertarik itu rupanya berakar pada 'bagaimana rasanya berada di sana'. Seperti apa rasanya duduk di dalam toilet misterius, apa yang terlintas di pikiran ketika nongkrong di sana? Seperti apa jalanan tampak dari balik jendela rumah itu, dan apa yang penghuninya pikirkan ketika melihat seorang remaja perempuan nangkring di antara jeruji pagarnya? Itulah rupanya yang secara tak sadar ingin saya ketahui ketika kecil dulu. Seperti juga tentang apa kiranya yang dilihat Boo Radley dari dalam Radley Place yang mengurungnya bertahun-tahun, apa yang dirasakannya... melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, hal yang Scout coba pahami.
Kau baru bisa memahami seseorang kalau kau sudah memandang suatu situasi dari sudut pandangnya - kalau kau sudah memasuki kulitnya dan berjalan-jalan di dalamnya ~ Atticus
*
Harper Lee | Sumber
To Kill A Mockingbird ditulis oleh Harper Lee dan pertama diterbitkan di tahun 1960. Tahun berikutnya, novel ini meraih Pulitzer Prize. Meski telah dibantah, namun karena berbagai kesamaan antara Harper Lee dan Scout, novel ini sering disebut sebagai autobiografi penulis. Bergenre bildungsroman, To Kill A Mockingbird dapat dibaca mulai usia 13-14 tahun, dengan guidance dari orang tua atau guru mengingat ada isu rasial dan perkosaan di dalamnya.

Novel ini diadaptasi ke layar lebar pada 1962, dan meraih 3 piala Oscar; Best Actor (Gregory Peck sebagai Atticus Finch), Best Art Direction, dan Best Adapted Screenplay.

Poster film To Kill A Mockingbird | Sumber

4.5 cangkir kopi untuk Atticus, Jem dan Scout, serta Dill dan Boo. Sayang saya tak bisa memberikan yang setengah cangkir lagi untuk menggenapi jadi 5, karena meski terjemahannya bagus, beberapa kali saya mengalami "momen bengong"; yaitu momen dimana saya tak paham kalimat yang disajikan penerjemah (ah mungkin sayanya aja sih yang ga konsen :p).



Judul: To Kill A Mockingbird
Penulis: Harper Lee
Penerbit: Qanita Mizan
Format: Paperback, French flap
Edisi: Gold Edition, Cetakan 1 Oktober 2010
Penerjemah: Femmy Syahrani
Halaman: 533
ISBN: 978-602-8579-34-6


Posting ini dibuat untuk:
- Posting bareng Pulitzer Prize
- Fun Year With Children Literature, tema Classic/Bildungsroman/Award Winner

1 comment:

  1. Lebih suka sampul yang ini dibandingkan yang dulu >.< ahhh jadi pengen beli lagi ._.

    ReplyDelete