Sebagai posting perdana ini saya mengambil salah satu karakter dari buku yang baru selesai saya baca, Snow Country karya Yasunari Kawabata, yaitu Komako.
Komako adalah geisha di sebuah penginapan pemandian air panas yang ditemui Shimamura - sang tokoh utama - setiap kali pria itu pergi ke sana. Digambarkan memiliki pipi sewarna angsa yang baru dibului, kulit yang mudah memerah apabila sedang malu atau mabuk.
Awalnya saya agak kesulitan mengikuti dialog Shimamura dengan Komako. Karena dialog ala Jepang (yang biasa kita lihat di buku, manga atau drama) umumnya memang sunyi, singkat, melompat, terpotong, dan seperti tidak lengkap, butuh waktu hingga saya memahami karakter utama wanita di Snow Country ini. Ditambah lagi, beberapa kali dialog dilakukan saat Komako sedang mabuk.
"Jangan, jangan. Bukankah kau bilang kau hanya ingin berteman?" (hal. 38)
"Saya tidak akan menyesali apapun. Tetapi, saya bukan perempuan rendahan. Bukankah Anda sendiri yang mengatakan hubungan seperti itu tak akan lama?" (hal. 38)
Ia meracau nyaris tak sadar, dan ia menggigit-gigit ujung kimononya seolah untuk menolak kebahagiaan. (hal. 38)
"Aku mau pulang"... "Aku tidak akan pulang. Aku akan duduk di sini sampai pagi."... "Aku mau pulang" (hal. 82)
"Aku tak mau lagi mengantamu. Kau tak tahu bagaimana rasanya mengantar kepulanganmu." (hal. 101)
"Tak ada bedanya bekerja di manapun. Tak perlu risau soal itu." (hal. 140)
"Aku benci padamu. Benci sekali padamu."... "Aku sedih sekali." (hal. 159)
Dari kalimat-kalimat itu, tergambar rasa putus asa dan frustrasi Komako pada keadaannya; geisha gunung yang terjerat hutang, mencintai seorang pria yang tak mungkin dimilikinya.
Komako membenci sekaligus mencintai Shimamura, kadang bersikap kasar pada pria itu kadang lembut, ingin pria itu pergi dari hidupnya tapi ia juga tahu ia tak sanggup berpisah dengannya, selalu menantikan kehadirannya. Terombang-ambing antara kerelaan melepas, dan posesif ingin memiliki.
Matsuei, Sumber: di sini |
Hal lain yang menarik perhatian saya, Komako suka membuat catatan untuk setiap buku yang dia baca. Wah, bisa jadi blogger buku juga dia yaa :D Saya jadi penasaran, buku-buku dan karakter-karakter bagaimana yang menarik bagi seorang Komako.
Konon Komako diciptakan Kawabata dengan inspirasi seorang onsen geisha bernama Matsuei. Geisha dengan nama asli Kodaka ini kabarnya usianya mencapai 99 tahun. Karena terkenalnya kisah yang berjudul asli Yukiguni ini, di Yuzawa (setting Snow Country) diadakan kompetisi tahunan Miss Komako. Sayangnya ketika saya menelusuri sumber, hanya ada Miss Komako 2007. Yang penasaran sama Miss Komako, sila melipir => ke sini.
Catatan iseng nyempil: sejujurnya saya belum pernah melihat angsa yang baru dibului, tapi dalam ingatan samar dari film kartun saya bayangkan warnanya pink, bener ga? :D
hahaha....aku juga dari kemarin penasaran sama "angsa dibului" ini, yang jelas pasti pink lah...kan gak mungkin pipi bisa bersemu biru (kecuali abis digampar #lho).
ReplyDeleteMembaca tentang Komako ini, terbayang cewek yang selalu galau, gak bisa mengambil keputusan (dan yang macam gini banyak di sekitarku...) :P
Thanks ya udah ikutan Character Thursday! Moga2 abis ini ketagihan ikut lagi ^__^
Komako ini agak malang, hidup terisolir di pegunungan bersalju, jadi geisha pulak, trus jatcin sama langganannya.
DeleteUntuk keadaan di masa itu dan dalam situasi seperti itu, perlu kenekatan besar untuk bisa keluar dari situasi.
Semestinya Shimamura bisa nolongin dia klo aja dia punya nyali berbuat sesuatu, tapi.. dianya juga lg hidup dalam angan2 jd ga bs diandalin :p
Makanya jadi gitu deh Komako, galau.
Hiks jadi sedih *gigit kimono