The Hunter langsung dibuka dengan adegan seorang pria terbakar hidup-hidup. Kebakaran yang berlokasi di sebuah restoran keluarga itu tidak hanya merusak resto tersebut tapi juga kantor-kantor lain beberapa lantai di atasnya. Korban kemudian diduga dibunuh dengan cara dibakar dengan pemantik berpengatur waktu. Untuk memecahkan kasus ini, Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo mengerahkan segenap personil; termasuk di dalamnya
Takako Otomichi dari Unit Investigasi Bergerak.
Takako, polisi wanita yang setahun lalu bercerai dari suaminya yang berselingkuh, dalam penyelidikan kasus ini dipasangkan dengan
Tamotsu Takizawa, seorang sersan polisi paruh baya yang beberapa tahun silam bercerai dari istrinya yang pergi karena tak tahan hidup dengannya.
"Kalau begitu kalian pasangan sempurna. Pembenci laki-laki dan pembenci wanita." ~ Watanuki, hal. 207
Meski di permukaan kerja sama mereka tampak cukup lancar, keduanya mengalami kesulitan untuk saling beradaptasi. Takizawa sebal harus bekerja sama dengan wanita karena merasa tidak bebas, harus banyak menahan diri; dalam beberapa kesempatan ia susah payah tidak merokok di mobil karena ingin menghormati Takako, juga tidak nyaman bersenda-gurau jorok ala pria jika ada Takako di dekatnya. Sebaliknya Takako yang dalam hati menjuluki Takizawa "penguin kaisar" juga tidak nyaman dan memutuskan untuk acuh dan tak mau kalah dengan sikap Takizawa yang cenderung tak ramah.
Belum lagi kasus pria terbakar itu terungkap, muncul korban-korban baru yang mati diterkam hewan - seekor anjing serigala (hasil kawin silang anjing dengan serigala). Satu benang merahnya; bekas luka gigitan yang tampak pada korban-korban tersebut ternyata sama dengan bekas gigitan hewan pada paha pria yang terbakar hidup-hidup di restoran itu.
Sambil berusaha membenahi kembali hidupnya yang kacau semenjak perceraian, Takako berusaha menjadi partner yang baik bagi Takizawa demi terpecahkannya kasus ini. Di lain pihak, Takizawa yang juga memiliki masalah di rumah dengan ketiga anaknya, lama-lama mulai menghargai Takako sebagai partner kerja yang kompeten. Kesolidan keduanya menghadapi ujian final ketika Takako dengan keahlian bersepeda motornya mendapat tugas mengejar si anjing serigala untuk mencegahnya membunuh lagi.
*
Bagaimanapun, sampai saat ini, jenazahnya masih terbaring di kamar mayat kota tanpa ada yang mengakui. Pada akhirnya, apa arti hidupnya yang sebenarnya? ~ hal. 193
Sedari awal tampaknya
Asa Nonami memang tidak merancang novel ini sebagai kisah di mana para pembaca dibuat sibuk menebak-nebak siapa pelakunya di antara nama-nama yang tampil. Kalau ini yang dicari, saya sarankan sebaiknya pilih novel-novel Agatha Christie atau
Pembunuhan Zodiak Tokyo saja, karena hal tersebut tidak akan bisa didapatkan dalam karya Nonami ini.
The Hunter meminta pembaca mengikuti petualangan serta sepak terjang seorang Takako Otomichi dan menikmati setiap detilnya. Menarik bagaimana penulis menggambarkan pasangan detektif Otomichi-Takizawa dengan manusiawi. Profesi detektif kepolisian tidak hanya soal melacak penjahat, sehingga pembaca tak cukup hanya disuguhi dengan rapat-rapat berbahasa cerdas dan teknis membahas petunjuk, teori dan taktik. Detektif polisi juga profesi yang melelahkan, begitu menguras waktu dan tenaga hingga keluarga mungkin akan merasa tertinggal dan tak tahan; sisi ini jugalah yang ditampilkan Nonami dalam The Hunter.
Novel ini seakan hendak memperlihatkan bagaimana manusia menjalani kehidupan. Setiap karakter seperti merepresentasikan sisi yang berbeda. Ketika ditimpa kemalangan, kesedihan, pengkhianatan, kebanyakan orang - seperti Takako dan Takizawa - akan melanjutkan hidup, tetap menyibukkan diri dengan pekerjaan mereka sambil berupaya mengobati luka. Namun, beberapa orang terlalu rapuh hingga terpuruk dalam kecanduan obat-obatan atau berusaha bunuh diri. Dan beberapa lagi, menjadi gelap mata dan menghimpun energi justru untuk merencanakan dan melakukan pembunuhan...
Semakin dalam luka itu, semakin lama sembuhnya. Rasa takut terhadap penyembuhan hanya semakin memperdalam luka itu ~ hal. 19
Beginilah cara orang-orang hidup. Bahkan setelah dikhianati suami atau istri atau anak mereka, bahkan setelah diperdaya, mereka terus melanjutkan hidup. Mereka mungkin hidup dengan penuh kesedihan dan mengalami kepedihan, namun mereka terus melanjutkan hidup... ~ (Takako) hal. 418
Karena pendekatannya yang sentimentil, apa boleh buat, saya berurai air mata di jelang akhir cerita. Terlanjur terjalin hubungan antara saya dengan Topan si anjing serigala. Terlanjur pula saya menikmati kebersamaan dengan Takako hingga ketika sampai di baris-baris akhir kisah, saya jadi penasaran bagaimana kehidupan detektif wanita itu selanjutnya.
|
CB400SF (Super Four), model motor yang dipakai Takako untuk mengejar Topan | Sumber |
|
XJR1200, motor Takako | Sumber |
Novel yang berjudul asli
Kogoeru Kiba peraih
Naoki Prize ini sudah diadaptasi ke dalam beberapa film;
Kogoeru Kiba (2001),
Onna Keiji Otomichi Takako ~ Kogoeru Kiba (2010), dan
Howling (2012). Dua judul pertama merupakan film televisi yang diputar di stasiun tv NHK dan TV Asahi, sedang judul terakhir merupakan film Korea.
|
Yuki Amami, pemeran Takako Otomichi dalam film produksi NHK 2001 | Sumber |
|
Howling (2012), film Korea adaptasi dari novel The Hunter | Sumber |
GPU menerbitkan The Hunter dengan desain cover yang keren, dan terjemahan yang enak dibaca. Sayangnya ada beberapa typo seperti; "Horkawa" - Horikawa (h.250), "benzyol" - benzoyl (h.251), "CB499" - CB400 (h.466), "Kasara" - Kasahara (h.519). Lalu ada "histris" dan "mistrius" untuk "histeris" dan "misterius", khusus yang ini karena munculnya tak hanya sekali, saya jadi penasaran apa memang bahasa Indonesia-nya telah berubah menjadi demikian. Tapi kalau "mIstrius" (h.264) sudah pasti typo karena menggunakan huruf 'm' kecil dan 'i' besar. Ada pula di hal. 363 di mana tertulis "keracunan gas CO2" sedangkan di hal. 360 tertulis "keracunan karbon monoksida"; nah jadi mana yang benar; karbon monoksida atau dioksida?
|
salah satu jenis anjing serigala berbulu abu-abu, seperti Topan ya | Sumber |
Saya juga sempat bingung dengan nama Topan. Karena nama-nama Jepang yang bertebaran di sini, ketika pertama kali membaca "Topan" saya jadi berpikir apa namanya diambil dari semacam nama roti (pan)? >,< Tapi rupanya ooh ini terjemahan Indonesia dari "Hayate" XD
Betapapun, toh saya menikmati buku ini. 4 cangkir kopi untuk Takako dan Takizawa yang sudah kelelahan mengejar pembunuh, serta untuk Hayate anjing serigala yang tampan dan setia itu.
Judul: Pemburu (The Hunter)
Judul asli: Kogoeru Kiba
Penulis: Asa Nonami
Penerbit: GPU
Penerjemah: Julanda Tantani
Desain sampul: Eduard Iwan Mangopang
Format: Softcover
Cetakan: 1, Desember 2012
Halaman: 536
ISBN: 978-979-22-8969-5