Friday, October 21, 2011

Ke Depok Jostein Gaarder Kukejar

Jadi, setelah beberapa hari lalu saya menulis tentang pertemuan dengan Jostein Gaarder di Gramedia Matraman Jakarta, ini adalah kelanjutannya.

Merasa belum puas dengan satu jam bersama pengarang yang terkenal dengan Dunia Sophie-nya ini, pada Rabu 12 Oktober, sehari setelah jumpa penggemar itu, saya pun melancong ke Depok tepatnya Perpustakaan Universitas Indonesia.

Perjalanan dari rumah saya ke Depok itu bukan perjalanan yang terlalu mudah. Selain jauh, itu pertama kalinya saya pergi ke sana seorang diri! Buta arah, buta kendaraan, modalnya tanya sana-sini.. ow satu lagi, hanya dengan berbekal uang 25ribu rupiah :D (ini gara-gara kemarinnya lupa ke ATM hehe) Jadi ga ada opsi untuk yang namanya taxi! :p Tantangan lainnya, harus tiba sebelum pukul 10 pagi, so.. tak ada ruang untuk nyasar yang biasanya menjadi kebiasaan saya haha...

Tapi saya harus melakukannya, tidak bisa tidak. Jostein Gaarder bukan sekedar penulis terkenal, saya mungkin tidak akan terlalu peduli jika beliau hanya sekedar penulis terkenal. Kata "terkenal" tidak mengandung makna apapun bagi saya. Beliau adalah penulis yang tulisan-tulisannya punya tempat khusus di hati saya, kesempatan ini entah kapan akan datang lagi. Jadi.. mari kita berpetualang! :D

Misi saya ke Perpustakaan UI ada 2:
1. Menemukan titik temu antara filsafat dan lingkungan, yang masih belum saya pahami
2. Foto bareng oom Jostein! :D

Jostein Gaarder hadir di Perpustakaan Universitas Indonesia dalam rangka memberi kuliah umum dalam rangkaian Polar Norway Exhibition.


Acara ini, karena di kampus, agak lebih formal ketimbang acara di Gramedia tentunya. Meski demikian, Jostein sempat berseloroh soal kebiasaannya minum coke saat memberikan kuliah "Saya mestinya dibayar oleh Coca Cola Company, nih!" LOL Dari Penerbit Mizan yang menjadi host di acara hari Selasa, saya tahu bahwa beliau ini selalu minum saat talkshow atau sejenisnya, dan minumannya tidak pernah "bening" :D

Fokus hari itu adalah tentang pelestarian lingkungan.

Jostein kembali mengutarakan, "Jika saya harus memilih antara hidup panjang tetapi bumi rusak atau mati hari ini tetapi bumi tetap lestari, maka saya akan memilih untuk mati sekarang saja."

Lalu tibalah sesi tanya-jawab, di mana saya selalu kalah cepat :p, namun untungnya pertanyaan yang sama ada yang menanyakannya.

Tentang Dunia Sophie, Sophie Prize, filsafat dan lingkungan
Sekali lagi Jostein menegaskan jika saja ia menulis buku itu hari ini, isinya akan berbeda. Ia tidak menulis tentang lingkungan, karena kita lebih peduli terhadap lingkungan saat ini ketimbang 20 tahun yang lalu saat beliau menulis Dunia Sophie.
Bahwa pertanyaan paling filosofis saat ini adalah bagaiamana kita bisa menjaga kelestarian alam ini.

Daan.. akhirnya keluarlah kata kunci itu; "earth is part of my identity"
Itulah aha! moment saya. Seketika saya paham.

Jika bumi dan alam ini adalah bagian dari identitas kita, bagian dari jawaban atas pertanyaan paling mendasar "Siapa saya?" maka wajarlah jika kita tidak ingin kehilangan identitas tersebut, kita harus menjaga agar bumi ini lestari!

Bagaimana mempertahankan kelestarian bumi agar terhindar dari kerusakan, sejalan dengan bagaimana kita bisa tetap berpegang pada identitas diri agar tidak kehilangan jati diri sebagai manusia. Manusia, yang tidak akan ada jika bumi ini tidak tersedia untuk tempat kita tinggal.

Rasanya, saat itu juga saya ingin memeluk oom Jostein karena sudah memberi pencerahan di hari yang luar biasa cerah itu :D

Semoga, kelak akan ada dari Indonesia yang meraih Sophie Prize yaa!



***

Misi pertama sukses!

Selanjutnya, Jostein Gaarder memberikan sesi tanda tangan di area Polar Norway Exhibition.

Saatnya menjalankan misi ke-2. Hari itu saya membawa Bibbi Bokken untuk ditandatangani. Sebenarnya di sana Times Bookstore membuka stand dan menjual beberapa buku yang belum saya miliki, sayangnya saya tidak membawa uang *tepok jidat tiga kali. Jadi, cukuplah Bibbi Bokken saja.

Bibbi Bokken sayapun ga mau kalah ikut bertanda tangan :D

Saya adalah orang ke-3 di barisan antrian yang segera mengular di belakang saya. Daan.. akhirnyaaa bisa berfoto bareng oom Jostein..! Yaaaay!! Makasiih yaa oom, dan makasiiih banget sama yang ngantri di belakang saya yang udah bersedia motoin *pelukcium


Keseluruhan pengalaman itu rasanya seperti mimpi. Saya benar-benar menikmatinya. Kapan-kapan datang lagi ya oom Jostein! Nanti saya traktir coke deh :D


2 comments:

  1. sayang banget, sesi di UI ini pas jam kerja jadi gak bs ikutan datang seperti di hari sebelumnya. Tapi seneng bisa baca Laporan Pandangan Matanya di sini dan ada videonya lagi.

    ReplyDelete
  2. sayang banget yaa.. semoga laporan dan secuil video itu bisa menghibur :D

    ReplyDelete