Dibutuhkan 6 gadis yang masing-masing akan menyumbangkan bagian tubuh tertentu disesuaikan dengan zodiak mereka, yang nantinya akan disatukan demi kelahiran Azoth. Heikichi tidak jauh-jauh mencari para gadis yang diperlukannya untuk tujuan tersebut, dia akan memakai tubuh anak-anak dan keponakan-keponakannya sendiri.
"Suatu hari saya menyadari bahwa enam perawan dengan lambang zodiak yang berbeda hidup di dekat saya - putri-putri serta keponakan saya! Saya tertawa sendiri pada apa yang disebut "kebetulan" dalam hidup ini..."
Bagian pembuka ini sangat menjanjikan.
Yang kemudian terjadi adalah, tidak hanya ke-6 gadis yang disebutkan namanya dalam surat Heikichi itu benar-benar tewas terbunuh, tetapi juga seorang putri Heikichi lainnya dan Heikichi sendiri juga terbunuh. Semakin membingungkan, karena dari ke-8 pembunuhan itu, justru Heikichi-lah yang terbunuh lebih dulu.
Kasus yang tak terpecahkan hingga puluhan tahun kemudian itu menarik minat Kazumi Ishioka - seorang ilustrator lepas. Ia membawa kasus ini ke sahabatnya Kiyoshi Mitarai - seorang astrolog - untuk memecahkannya bersama. Ditemani Mitarai sebagai Holmes dan Ishioka sebagai Watson-nya itulah pembaca mengikuti perjalanan menuju terungkapnya sang pembunuh zodiak.
Untuk novel misteri, kisah ini tergolong cukup "damai". Membaca The Tokyo Zodiac Murders tidak terlalu memberi efek seram ataupun tegang dikarenakan kasus yang coba dipecahkan adalah kasus lama dan sang pembunuh meski masih ada di luar sana namun tidak "aktif". Beda kan ya, kalau kita membaca kisah di mana sang pembunuh sangat mungkin masih akan membunuh lagi dan terlihat berbahaya, akan ada unsur ketegangan dan "lomba" antara penyidik dan pembunuh. The Tokyo Zodiac Murders tidak memiliki itu.
Sebagai kompensasinya, pembaca akan disuguhi kasus dengan detil yang rumit. Penulis memastikan bahwa semua petunjuk tersedia; data, fakta, peta lokasi ditemukannya mayat, dan lain-lain. Semua dipaparkan agar pembaca bisa ikut memecahkan misteri ini. Dengan kata lain, meski tidak akan memuaskan bagi yang mencari ketegangan, buku ini sangat pas untuk yang merasa berbakat menjadi detektif dan yakin dirinya pandai memecahkan misteri.
Sketsa TKP pembunuhan Heikichi; salah satu dari banyak catatan/gambar yang melengkapi buku ini |
Saya mengagumi cara Soji Shimada menghadirkan kerumitan untuk menutupi kesederhanaan kasus. Semua detil itu, tentang Azoth dan zodiak, tanggal-tanggal, posisi garis bujur dan lintang, setiap keping informasinya, diletakkan dengan sengaja untuk menantang pembaca memilah mana informasi yang penting dan mana yang tidak.
Belum lagi saat 2 kali penulis mengintervensi cerita dengan melemparkan tantangan secara terbuka kepada pembaca untuk memecahkan kasus. Mau tidak mau membuat saya terjengkang sambil berkata "Siyal! Baiklaah akan saya pecahkan saja kasus ini biar ramai!"
Dengan semua itu, tak heran jika novel pertama Soji Shimada ini sempat menjadi best seller dan mendapat nominasi Edogawa Rampo Awards.
3 cangkir kopi untuk keberhasilan penulis memaksa saya memecahkan kasus. Ditambah 1/2 cangkir lagi untuk cover yang menarik beserta pembatas buku berdarahnya, dan untuk saya yang berhasil menebak dengan jitu sang pelaku pembunuhan.
Total:
Catatan tambahan: kalau ada misteri yang tak terpecahkan dalam buku ini adalah mengapa ada banyak kesalahan dalam Daftar Isi? Apakah ada maksud tertentu dari angka-angka itu atau memang sebuah kesalahan dari penerbit? Ayo para detektif, kita selidiki kasus ini! XD
Judul: The Tokyo Zodiac Murders
Penulis: Soji Shimada
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-8591-8
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 360 halaman
Terbit : Juni 2012
Cover : Softcover