Ketemu lagi di bahasan tentang detektif cilik, dalam rangka meramaikan event ultah BBI Around The Genre. Kalo kemaren kita jalan0jalan keliling dunia menemui detektif-detektif cilik mancanegara, sekarang kita berpetualang di tanah air bareng detektif-detektif cilik asli Indonesia.
Sebenarnya detektif cilik lokal lumayan banyak, tapi karena keterbatasan bacaan saya selama ini, hanya beberapa saja yang benar-benar saya ikuti sepak terjangnya (dari kecil saya selalu membanggakan diri sebagai kutu buku yang banyak membaca, tapi tetap saja masih lebih banyak yang belum saya baca *aahh...)
Siapa saja mereka?
Trio Tifa
(Bung Smas)
Trio Tifa, trio yang tinggal di Jakarta ini namanya diambil dari nama anggotanya yaitu Tress, Iwon, dan Fia.
Tress Ragapadmi adalah anak perempuan dari keluarga kaya Haryosebrang, duduk di kelas 6 SD. Seharusnya sudah SMP, tapi karena terkena sakit tifus ia gagal mengikuti ujian sekolah, hingga harus mengulang. Ayahnya pemimpin surat kabar Harian Gegap, darinyalah Tress tampaknya menemukan ketertarikan di dunia jurnalistik. Tress sangat pandai melakukan wawancara. Maka di trio ini, untuk urusan mengorek keterangan, Tress-lah jagonya.
Iwon, panggilan untuk Kliwon, teman sekelas Tress. Sama seperti Tress, ia juga semestinya sudah masuk SMP, tapi pernah tidak sekolah satu tahun karena tidak ada biaya, sampai akhirnya pindah ke Jakarta untuk tinggal bersama kakak perempuannya yang sudah menikah. Kondisi ekonomi mereka sangat pas-pasan, karenanya Iwon tahu diri dan menunjukkan rasa terima kasihnya dengan bekerja giat menjadi asisten Bang Ifar - kakak iparnya - yang seorang tukang foto. Karena kemampuannya memakai kamera, Iwon adalah juru foto Trio Tifa.
Iwon sangat sayang pada keponakannya yang masih bayi, yang sering membuat Iwon kelihatan seperti mata duitan - sedikit-sedikit minta imbalan berupa uang - demi membantu kakaknya membelikan susu untuk keponakan tersayangnya itu.
Fia, panggilan untuk Marfiati. Seumur dengan Tress dan Iwon namun sudah duduk di bangku SMP. Gadis kecil yang pandai menulis fiksi. Tulisan-tulisannya sering dimuat di majalah Karib. Malah, Fia sudah punya penggemar yang selalu menanti-nanti cerpen karangannya. Imajinasinya sangat bebas, seringkali proses penyelidikan Trio Tifa bermula dari imajinasi Fia tentang suatu kejadian.
Ayahnya mantan napi, rumah mereka agak miring, sehari-hari Fia membantu di pasar burung untuk mendapatkan tambahan uang. Meski begitu, ia sama sekali ga minder, satu hal yang selalu membuat Tress kagum padanya.
Dalam beraksi, Trio Tifa sering dibantu oleh
Pak Tohar, supir keluarga Haryosebrang.
|
Trio Tifa dan Noni, terbitan Gramedia |
Noni
(Bung Smas)
Noni, nama aslinya Prita. Gadis tomboy asal Semarang, terkenal se-Krapyak. Punya dua kakak lelaki bernama Anggada dan Anila, yang meski sayang pada Noni tapi sering dibuat jengkel karena kenakalan gadis itu.
Noni digambarkan selalu memakai kaus berlengan (yang sampai lamaaa baru saya sadari maksudnya t-shirt :p) dan celana pendek. Rambutnya pendek berpotongan ala Lady Di. Ketika dicetak ulang oleh Dar Mizan (yang mentok hanya sampai seri ke-3), diganti menjadi ala Krisdayanti, yang malah bikin bingung lha wong rambut KD kan ganti-ganti, mungkin maksudnya Yuni Shara ya :D Cepat tanggap dalam melakukan analisis dan aksi, maupun mengorganisir teman-temannya, yang semuanya manut sama dia; ga muda ga tua. Sayangnya pinter banget ngelesnya, keras kepala, suka membantah. Meski begitu, ia sering menyesal kalo dirasanya sendiri kenakalannya keterlaluan. Dasarnya dia adalah anak yang lembut, apalagi kalo sudah berurusan dengan Eli, temannya yang yatim piatu.
|
Apakah pengemis ini Godek yang menyamar? |
Hal yang menarik dari petualangan Noni adalah dia selalu bekerja sama dengan seorang pemuda yang dipanggil dengan nama Godek; seorang buron. Ia buron meski sudah insyaf dari dunia hitam. Menolak menyerahkan diri atas fitnah pembunuhan yang ditimpakan padanya, memilih menjadi buron yang diam-diam membantu polisi - melalui Noni - membekuk penjahat. Godek lihai menyamar. Di sinilah bagian yang saya suka; menebak-nebak dari sekian tokoh yang muncul, sebagai siapakah Godek menyamar.
Pulung
(Bung Smas)
Masih dari Bung Smas, satu lagi detektif cilik yang menjadi salah satu favorit saya; Pulung. Tinggal di desa, Pulung adalah anak lelaki sulung dari 2 bersaudara. Berbeda dengan adik lelakinya, Polan, Pulung cenderung terlihat nakal dan keras. Rambutnya kaku, ada codet bekas luka di kelopak mata kirinya yang membuat mata kirinya kelihatan lebih kecil dari yang kanan. Meski mewarisi wajah lembut ibunya, rambut dan bekas luka itu membuatnya makin terlihat seperti bocah bandel.
Rajin ke langgar untuk mengaji, membantu mengisi kolah di sana, sekaligus belajar silat. Berada di bawah asuhan bapak yang keras dan ibu yang lembut, Pulung seperti gabungan keduanya. Dari luar seperti sulit diatur, tapi hatinya lembut luar biasa. Setiap kali membaca kisah Pulung pasti ada momen di mana saya berkaca-kaca, mewek.
Dalam memecahkan kasus, Pulung sering sengaja bersaing dengan pamannya yang polisi, yang sejak naik pangkat memaksanya memanggilnya dengan sebutan Oom Wi. Namun bukan Pulung kalo menurut. Dia tetap menyebutnya dengan sebutan
Si Man (singkatan dari 'Paman'), sebutan akrab baginya untuk Oom Wi.
Saya menyukai nuansa kesederhanaan dari serial Pulung. Juga sifat Pulung yang lembut dan agak melankolis (sering mengenang Nansy, sobatnya yang sudah meninggal), namun sengaja atau tidak sering ditutupinya dengan bersikap acuh dan nyelekit. Dari semua detektif cilik yang pernah saya baca - baik lokal maupun mancanegara - Pulung-lah (selain juga Noni) yang paling ingin saya lihat versi dewasanya (ehm)
Kelompok 2&1
(Dwianto Setyawan)
Tiga detektif cilik yang juga favorit saya; Yan, Dede dan Ira, yang tergabung dalam Kelompok 2&1.
Yan (Hardian) dan
Ira kakak beradik Mintaraga, digambarkan sebagai anak-anak dari keluarga ideal; ayah dan ibu yang baik dan jujur, yang selalu mampu mengajarkan Yan dan Ira nilai-nilai hidup yang baik, keadaan ekonomi yang meski tidak kaya tetapi cukup. Dari keluarga semacam inilah tumbuh Yan, kakak lelaki yang pandai dalam deduksi, dan pengayom. Serta Ira adik perempuan yang lembut namun tidak penakut.
Dede Sofyan lain lagi. Anak lelaki berkacamata ini berasal dari keluarga kaya, namun kurang mendapat waktu dari kedua orang tuanya. Ayah ibunya selalu sibuk, bahkan di waktu-waktu mereka berjanji hendak jalan-jalan dengan Dede pun suka mereka batalkan karena urusan pekerjaan. Ini membuat Dede tumbuh menjadi anak yang meski dasarnya baik tapi pemberontak. Untunglah ia berada di tengah-tengah Yan dan Ira, sering main ke rumah kedua sobatnya itu meredam sifat kerasnya. Meski Yan lebih baik dalam memikirkan kasus, Dede lah yang lebih cepat memutuskan suatu tindakan.
Yang membuat saya suka dengan mereka? Karena mereka ke mana-mana naik sepeda :D Alasan yang sederhana, tapi gambaran inilah yang sangat representatif dengan saya ketika kecil dulu. Makanya saya merasa dekat dengan petualangan mereka.
Imung
(Arswendo Atmowiloto)
Dalam ingatan saya,
Imung sering terlibat dalam kasus yang agak lebih serius dan lebih 'syeram' dibanding detektif-detektif cilik lain. Anak lelaki yang agak slengekan, dengan ciri-ciri korengan di lutut, tapi kepandaiannya mengalahkan polisi.
|
Imung edisi jadul vs edisi baru |
Terbit pertama kali pada 1979 oleh penerbit Gramedia, baru-baru ini Imung dicetak ulang oleh penerbit Plot Point, dengan ilustrasi cover yang menampakkan wajahnya yang bisa dibilang jadi keliatan ganteng, dengan tetap mempertahankan ekspresi agak bandelnya :D Sayangnya saya belum sempat baca edisi baru ini (:p) jadi kurang tau juga seberapa jauh Imung sudah dimodernisasi. Apakah dia masih korengan? (Ini detil yang bikin saya penasaran sama cetulnya, soalnya anak jaman sekarang apa ada yang masih korengan dan tahu apa itu koreng XD) Yang sudah baca, kasitau yaa :D
*
Itulah dia beberapa detektif cilik lokal yang mewarnai hari-hari saya di masa lalu (dan juga kini). Masa kecil saya tidak akan sama tanpa mereka. Kelucuan, kesederhanaan, kecepatan berpikir dan bertindak, serta mengatur strategi, dengan sedikit bumbu benih-benih romansa. Aahh... indahnya masa muda (mulai melow)
***
Baiklah, tunai sudah dua posting tentang detektif cilik dan remaja, untuk meramaikan event Around The Genre BBI. Semoga menghibur dan mengembalikan semangat muda kita semua ^_^9
Sekarang waktunya Giveawaayy
- Tulis di kolom komen, detektif cilik mana (lokal maupun mancanegara) yang pernah/masih jadi favorit kamu. Ceritain singkat aja. Boleh komen di
posting ini, atau di posting
Around The World with Young Detectives.
Referensi:
Detektif cilik mancanegara:
di sini
Detektif cilik Indonesia:
di sini dong aah
- Jangan lupa tinggalin data diri (email, twitter)
- Hadiah (pilih salah satu):
1 buku Imung, cetak ulang penerbit Plot Point. Sampai saat ini sudah ada 4 judul yang terbit, kamu boleh pilih satu judul, ATAU
1 buku Trio Detektif, cetak ulang penerbit GPU, sudah cukup banyak judul yang dicetul, pilih satu judul aja ya.
- Pemenang akan dihubungi via email atau twitter.
- Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
- Ditunggu sampai 12 April 2014 aja. Pengumuman 15 April 2014.
Ikuti juga giveaway di blog-blog ini yaa. Rugi bingitz kalo ga ikutan